Aku pernah mendua
Aku pernah mengkhianati sebuah kesetiaan
Dan aku pernah menyesal
Ketika aku sadar kalau aku telah kehilangan
Aku tahu rasanya sebuah penyesalan
Penyesalan ketika orang yang kita cintai sudah menutup ruang hatinya
Aku bodoh, karena godaan
Aku menyesal, karena tergoda
Tapi itu dulu…
Sebelum aku mengenal kamu
Cerita lama itu kini aku simpan..
TIDAK, aku sudah melupakannya..
Kini aku mengukir sebuah kisah baru
Bersamamu kasih..
Aku pernah merasakan sakitnya kehilangan seseorang yang paling dicintai
Karena kebodohanku..
Dan aku tak ingin mengulangnya lagi
Tak ingin kehilangan lagi
Memang benar tidak ada manusia yang sempurna
Tapi apakah kau tahu?
Seseorang bisa menjadi sempurna dimata orang lain
Seperti kamu dimataku
Terimalah aku dengan segala kekuranganku, kasih
Dan aku akan berusaha menjadi yang terbaik
Tebaik untuk mendampingimu
Selamanya
Jumat, 28 Mei 2010
awal - akhir
Aku pernah mengikhlaskan cinta
Aku pernah menguburkan sayang
Aku bahkan telah mengkremasikan kangen
Aku bahkan lupa apa arti kekasih jiwa
Aku bahkan tidak ingat dengan konsep pacaran
Aku mulai menjadi egois
Kamu hadir membawa jiwa baru dari semua rasaku yang mati
Dengan wujud yang baru,
Pemikiran yang baru dan semua hal baru
Kamu berhasil meyakinkanku untuk percaya kalau cinta itu
Tidak lebih dan tidak kurang hanya terdiri dari empat huruf
Yaitu..
K -I - T - A
(Kekasihku, Inilah Takdir Allah), kita..
Aku pernah menguburkan sayang
Aku bahkan telah mengkremasikan kangen
Aku bahkan lupa apa arti kekasih jiwa
Aku bahkan tidak ingat dengan konsep pacaran
Aku mulai menjadi egois
Kamu hadir membawa jiwa baru dari semua rasaku yang mati
Dengan wujud yang baru,
Pemikiran yang baru dan semua hal baru
Kamu berhasil meyakinkanku untuk percaya kalau cinta itu
Tidak lebih dan tidak kurang hanya terdiri dari empat huruf
Yaitu..
K -I - T - A
(Kekasihku, Inilah Takdir Allah), kita..
cukup..
Kamu tidak perlu berbicara banyak kepadaku dan menceritakan kisahmu..
Senyum di bibir manismu, mampu mengartikan jutaan kisah..
Kamu seolah mampu merubah kisah sedih menjadi bahagia dalam sesaat..
Seperti yang saat ini kamu lakukan saat membaca tulisan ini..
Tetaplah tersenyum.. Biarkan senyuman itu menjadi alasan agar aku mampu melewati hari-hariku..
Senyum di bibir manismu, mampu mengartikan jutaan kisah..
Kamu seolah mampu merubah kisah sedih menjadi bahagia dalam sesaat..
Seperti yang saat ini kamu lakukan saat membaca tulisan ini..
Tetaplah tersenyum.. Biarkan senyuman itu menjadi alasan agar aku mampu melewati hari-hariku..
Rabu, 26 Mei 2010
24
Selamat Pagi..
Saat matahari mulai memancarkan sinarnya untuk menghangati bumi, aku percaya kehangatan cintamu akan selalu mengalahkan dinginnya tubuhku yang masih terbaring di bawah selimut..
Membuatku tersenyum sembari melihat fotomu..
Selamat Siang..
Matahari terkesan marah dengan memberikan panas berlebih kepada mahluk-mahluk bumi..
Akupun berusaha menahan teriknya.. Walau, ku tahu semakin ku coba semakin aku gagal menahan butiran keringat yang mengaliri tubuh & wajahku..
Kamu berdiri di sana dengan senyummu, bak sebuah es batu yang membuatku bahagia dan melupakan kejamnya matahari..
Selamat Sore..
Matahari tua mulai bersiap meninggalkan meja kerjanya untuk beristirahat.. Awan senja terlihat sangat menarik..
Seketika mataku tertuju kembali ke padamu.. Kamu dengan sikapmu, gayamu dan senyummu mampu menghipnotisku untuk terus melihat ke arahmu..
Rasa sejuk mulai mengaliri darah ini..
Selamat Malam..
Bulan.. Iyah, Bulan.. Sahabat matahari, yang mendapat giliran menemani bumi di malam hari..
Ia tampak bersahabat dan semakin anggun di kelilingi bintang-bintang di langit yang hitam..
Dan kamu.. Ahh.. Kamu masih saja mampu membaptisku atas nama cinta yang tulus setiap kali kamu berkata, 'Hai Ayah.. Aku sayang kamu '
Sebelum akhirnya aku menutup hariku dengan bersyukur karena kAmu, bundA..
Saat matahari mulai memancarkan sinarnya untuk menghangati bumi, aku percaya kehangatan cintamu akan selalu mengalahkan dinginnya tubuhku yang masih terbaring di bawah selimut..
Membuatku tersenyum sembari melihat fotomu..
Selamat Siang..
Matahari terkesan marah dengan memberikan panas berlebih kepada mahluk-mahluk bumi..
Akupun berusaha menahan teriknya.. Walau, ku tahu semakin ku coba semakin aku gagal menahan butiran keringat yang mengaliri tubuh & wajahku..
Kamu berdiri di sana dengan senyummu, bak sebuah es batu yang membuatku bahagia dan melupakan kejamnya matahari..
Selamat Sore..
Matahari tua mulai bersiap meninggalkan meja kerjanya untuk beristirahat.. Awan senja terlihat sangat menarik..
Seketika mataku tertuju kembali ke padamu.. Kamu dengan sikapmu, gayamu dan senyummu mampu menghipnotisku untuk terus melihat ke arahmu..
Rasa sejuk mulai mengaliri darah ini..
Selamat Malam..
Bulan.. Iyah, Bulan.. Sahabat matahari, yang mendapat giliran menemani bumi di malam hari..
Ia tampak bersahabat dan semakin anggun di kelilingi bintang-bintang di langit yang hitam..
Dan kamu.. Ahh.. Kamu masih saja mampu membaptisku atas nama cinta yang tulus setiap kali kamu berkata, 'Hai Ayah.. Aku sayang kamu '
Sebelum akhirnya aku menutup hariku dengan bersyukur karena kAmu, bundA..
Rabu, 12 Mei 2010
Status
Dua dunia, satu rasa.. Dua jiwa, satu nyawa.. Dua arah, satu tujuan.. Kamu dan aku.. Berjalan beriringan, tanpa mengenal waktu dan lelah.. Menyusuri jalan setapak, yang dengan angkuh menamakan dirinya takdir.. Melewati taman indah, yang dipanggil dengan sebutan bahagia.. Menerobos ladang tinggi nan berduri, dengan sebuah papan di atasnya yang dengan tegas tertulis cobaan dan godaan..
Pada akhirnya kita sampai di sebuah rumah mungil di atas lahan rerumputan yang luas.. Rumah ini dikelilingi oleh pegunungan.. Menciptakan suasana sejuk dalam rumah tersebut, seiring udara dingin menyambut kedatangan kita.. Gemercik air menambah ketenangan rumah itu.. Suara yang berasal dari sungai kecil yang terus mengalir menuju tempat yang lebih rendah..
Kamu dan aku saling berpandang.. Mata kita bertemu.. Kita tersenyum penuh arti.. Tulus dan ikhlas.. Tanpa kita sadari, di dasar rumah itu ada sebuat batu.. Batu yang mengukirkan suatu tulisan sakral.. STATUS..
Pada akhirnya kita sampai di sebuah rumah mungil di atas lahan rerumputan yang luas.. Rumah ini dikelilingi oleh pegunungan.. Menciptakan suasana sejuk dalam rumah tersebut, seiring udara dingin menyambut kedatangan kita.. Gemercik air menambah ketenangan rumah itu.. Suara yang berasal dari sungai kecil yang terus mengalir menuju tempat yang lebih rendah..
Kamu dan aku saling berpandang.. Mata kita bertemu.. Kita tersenyum penuh arti.. Tulus dan ikhlas.. Tanpa kita sadari, di dasar rumah itu ada sebuat batu.. Batu yang mengukirkan suatu tulisan sakral.. STATUS..
Selasa, 11 Mei 2010
Karna Kamu
Kini aku baru menyadari
Aku tidak sendiri lagi
Ada teman untuk berbagi tawa, teman berbagi duka
Kesabaranmu, menguatkanku
Kedewasaanmu, membangunku
Tak pernah ku kira, kau begitu dekat
Tak pernah kusadari, kau selalu ada
Disini, menemaniku
Hariku tak sepi lagi
Kini aku tak sendiri lagi
Karna aku punya kamu
Disisiku...
Aku tidak sendiri lagi
Ada teman untuk berbagi tawa, teman berbagi duka
Kesabaranmu, menguatkanku
Kedewasaanmu, membangunku
Tak pernah ku kira, kau begitu dekat
Tak pernah kusadari, kau selalu ada
Disini, menemaniku
Hariku tak sepi lagi
Kini aku tak sendiri lagi
Karna aku punya kamu
Disisiku...
Senin, 03 Mei 2010
Ke (tidak) pastian
Aku mungkin akan merindukanmu nanti..
Mungkin juga tidak..
Aku mungkin akan menyusulmu nanti..
Mungkin juga tidak..
Aku mungkin akan menjemputmu nanti..
Mungkin juga tidak..
Satu hal yang pasti..
Aku akan menyimpanmu di ruang hatiku selamanya..
Atau mungkin harus kukatakan tidak?
Maksudku, aku TIDAK akan pernah menyangkal kalau aku sangat mencintaimu..
Mungkin juga tidak..
Aku mungkin akan menyusulmu nanti..
Mungkin juga tidak..
Aku mungkin akan menjemputmu nanti..
Mungkin juga tidak..
Satu hal yang pasti..
Aku akan menyimpanmu di ruang hatiku selamanya..
Atau mungkin harus kukatakan tidak?
Maksudku, aku TIDAK akan pernah menyangkal kalau aku sangat mencintaimu..
Langganan:
Postingan (Atom)